Wednesday, March 17, 2010

Kebun Raya Eka Karya Bali

Terinspirasi dari pengalaman pertama saya mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan segala potensi flora dan fauna yang indah dengan penataan yang indah baik dari segi keanekaragaman dan artistiknya.

Kebun Raya Eka Karya Bali ada sebuah kebun botani besar yang terletak di wilayah Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia.

Kebun ini merupakan kebun raya pertama yang didirikan oleh putra bangsa Indonesia. Pengelolaannya dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan secara struktur organisasi berada di bawah pembinaan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Kebun ini didirikan pada 15 Juli 1959. Pada awalnya Kebun Raya Eka Karya Bali hanya diperuntukkan bagi tetumbuhan runjung. Seiring dengan perkembangan dan perubahan status serta luas kawasannya, kebun yang berada pada ketinggian 1.250–1.450 m dpl ini kini menjadi kawasan konservasi ex-situ bagi tumbuhan pegunungan tropika Kawasan Timur Indonesia. Luas kawasan Kebun Raya semula hanya 50 ha, tetapi saat ini luas kebun raya menjadi 157,5 ha.

Tugu Selamat Datang

Meski terhitung sebagai kebun raya paling muda—usianya tahun ini 51 tahun—Kebun Raya ”Eka Karya” Bali, alias Kebun Raya (KR) Bedugul, punya magi yang kuat memesona. Setidaknya dibanding tiga kebun raya lain di Indonesia.

KR Bedugul di Desa Candikuning, Baturiti, Kabupaten Tabanan, adalah ”simbiosis” situs purba dan kearifan lokal pengobatan, arsitektur, dan sastra lama. Begitu rupa?

Ya, begitulah rupanya. Tiga KR lain sebagai bandingan yang kami maksud adalah KR Purwodadi di Jawa Timur (usia 69 tahun, luasnya 85 hektar, koleksi spesiesnya khas dataran rendah dan kering), KR Cibodas (158 tahun, 125 ha, koleksi spesies khas dataran tinggi dan lembab), dan KR Bogor (193 tahun, 125 ha, dengan koleksi spesies khas dataran rendah dan basah).

Jika Anda berkunjung ke KR Bedugul pada musim kemarau, rekaman batin kita akan berbeda dibanding menikmatinya saat hujan rintik-rintik, apalagi hujan deras. Pada saat hujan, KR Bedugul akan memancarkan aura senyap. Dan sensasi tambahannya, kabut turun sampai ke batang-batang pohon, bersama kesakralan yang mengikat.

Itu sebabnya, Guesthouse Etnobotani, berupa bungalo berarsitektur Bali, dan Guesthouse ”VIP” dengan 14 kamar itu sering jadi ajang workshop kesenian, dan kerohanian oleh masyarakat umum. Menurut informasi, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, pernah menginap di Guesthouse ”VIP” di sana, di dalam kawasan hutan seluas 157,5 hektar untuk mengoleksi spesies tanaman khas dataran tinggi lembab kawasan Indonesia Timur itu.

Kepala Kebun Raya Bali Ir Nyoman Lugrayasa menjelaskan, pengembangan sarana fisik di KR Bedugul memang berbasis budaya, senapas dengan pendidikan konservasi.

Salah satu yang paling kentara adalah gerbang utama kebun raya berupa candi bentar (terbelah), sebagaimana bangunan pura di Pulau Dewata. ”Orientasi fisik yang berbasis budaya dan lebih spesifik pendidikan konservasi itu terus dipertahankan, kalau bisa bahkan ditambah,” kata Lugrayasa.

Boulevard Ramayana, jalan utama dari pintu gerbang utama menuju Kantor Administrasi Kebun Raya Bali, menampilkan pemandangan eksotis, dan wacana sastra lama tadi.

Ada deretan sembilan patung, sekuen dari epos Ramayana yang amat populer di Indonesia. Yakni, patung Rama dan Shinta, Rama memanah kijang, Sinta diculik Rahwana, Jatayu melawan Rahwana, Jatayu Gugur, Anoman Duta, Pertempuran Rahwana, Rahwana Gugur, dan Shinta Obong. Kiri-kanan patung tadi, deretan bunga kana merah darah, dan di kejauhan lebatnya hutan.

Di kebun raya, ada dua pura dan satu situs, yaitu Pura Batumeringgit dan Terataibang di sisi barat daya kompleks, serta situs kuno patung singa mendekam yang berlumut di sisi timur Museum Etnobotani.

Pura Batumeringgit dipenuhi aneka patung yang disucikan di bagian belakang kompleks pura Hindu. Namun, di sisi kiri kompleks, terdapat bangunan konco atau kelenteng Buddhis. Pura Terataibang, letaknya di bawah sebuah lereng di tengah hutan, sumber keluarnya belerang. Secara rutin, pada hari keagamaan, aktivitas persembahyangan dilaksanakan di kedua pura itu.

Pemandangan khas tersaji ketika kita masuk ke tengah hutan, sekitar 300 meter dari jalan aspal. Patung singa besar dalam posisi mendekam. Lumut menyelimuti seluruh bagian patung. Patung itu dikeramatkan baik oleh warga sekitar ataupun pengelola kebun raya itu. Menurut cerita tutur, patung singa besar itu dibuat oleh pengelana dari India di masa silam. Aneka banten (sesaji) terlihat di depan patung itu, awal Desember lalu. ”Kami percaya patung itu sebagai satu situs bersejarah,” kata Lugrayasa dan Ida Bagus Ketut Arinasa, Koordinator Peneliti Bambu KR Bedugul.

Semula KR Bali dengan ciri khas koleksi tanaman dataran tinggi kering/lembab ini didirikan dengan tujuan untuk mengoleksi tumbuhan berdaun jarum (Gymnospermae), salah satunya jenis cemara dari seluruh dunia. Namun, kemudian berkembang menjadi kawasan konservasi eks-situ tumbuhan pegunungan tropika kawasan timur Indonesia, yakni dari Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Berkat kerja keras, koleksi tumbuhan KR Bali saat ini mencapai 2.171 jenis, dan 18.494 spesimen tanaman.

Kebun raya ini memiliki koleksi khusus meliputi anggrek, kaktus, tumbuhan paku, tumbuhan air, tumbuhan obat, tumbuhan upacara adat, mawar, serta begonia.

Taman Panca Yadnya

Harmoni yang elok antara KR Bedugul dan budaya Hindu Bali ditunjukkan dengan keberadaan Taman Panca Yadnya seluas 5,53 ha, dengan koleksi lebih dari 218 jenis tumbuhan dari berbagai kabupaten di Bali. Tumbuhan yang dikoleksi merupakan tanaman yang biasa dipakai sebagai bahan bangunan, hiasan pura, sesaji, dan kegiatan upacara keagamaan lainnya.

Keunikan KR Bedugul tak lepas dari keberadaan Taman Usada (Sansekerta Ausadhi: tumbuhan yang mengandung khasiat obat). Area taman seluas 1.600 meter persegi itu dikhususkan lebih dari 300 tumbuhan yang berkhasiat dalam pengobatan tradisional Bali.

Pengetahuan pengobatan tradisional itu berasal dari India yang menyebar ke Bali seiring dengan perkembangan agama Hindu pada abad ke-5 M. Yang kemudian diwariskan secara turun-temurun melalui lontar usada (manuskrip sistem pengobatan, bahan obat dan cara pengobatan tradisional yang ditulis di atas daun lontar/siwalan.

Taman Begonia di Kebun Raya Bali memiliki koleksi 81 spesies asli Indonesia dan empat spesimen tipe. Begonia telah diakui sebagai sebuah kultivar baru itu adalah karya Hartutiningsih M. Siregar, peneliti begonia di Pusat Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Nama begonia jenis berdaun indah itu pun diambil dari namanya.

Kehadiran Begonia Tuti Siregar ini menambah kaya koleksi tumbuhan Begonia di Kebun Raya "Eka Karya" Bali. Koleksinya yang telah mencapai angka 294 itu kini bisa dinikmati di Taman Begonia, yang baru saja diresmikan Rabu lalu, bertepatan dengan ulang tahun kebun raya tersebut yang ke-50. Taman ini berada dalam sebuah rumah kaca seluas 692,35 meter persegi yang selesai dibangun Departemen Pekerjaan Umum pada akhir 2008.

Dari 294 begonia yang menjadi koleksi Kebun Raya Bali, 81 spesies merupakan jenis asli Indonesia. Sedangkan sisanya merupakan begonia hasil persilangan. "Koleksi begonia ini merupakan koleksi andalan Kebun Raya Bali karena merupakan koleksi begonia terlengkap di dunia," kata Hartutiningsih, yang menjadi penggagas pembuatan Taman Begonia.

Istri dari Mustaid Siregar Kepala Pusat Kebun Raya LIPI itu sebenarnya tidak menyangka koleksi begonia yang dikumpulkannya sejak 2001 tersebut merupakan yang terlengkap di dunia saat ini. "Semula saya tidak percaya diri mengatakan koleksi saya paling unggul," kata Hartutiningsih. "Ternyata para peneliti begonia itu mengatakan koleksi saya terlengkap di Indonesia, bahkan di dunia, karena memiliki koleksi native species."

Sebenarnya begonia asli Indonesia yang harus dikonservasi mencapai 200 jenis, menurut data Herbarium Bogoriense. Namun, baru 81 spesies yang dapat dikonservasi di pusat konservasi begonia di Bali. "Kebun Raya Bali, yang terletak di Bedugul, memang memiliki ketinggian yang sesuai untuk begonia, jadi mereka nyaman berada di sini," kata Tuti.

Sebagian dari koleksi begonia yang ada di Kebun Raya Bali berasal dari hasil program pertukaran biji ke seluruh kebun raya di dunia. "Sebagai peneliti saya bergabung dengan asosiasi begonia di Amerika pada 2006, kita galang pertukaran dan peneliti begonia di luar negeri."

Bukan hanya spesies begonia asli Indonesia yang tersimpan dalam rumah kaca itu. Sebagian lainnya merupakan hasil program pertukaran biji dengan berbagai kebun raya lain di seluruh dunia. Program pertukaran biji ini dirintis oleh Hartutiningsih ketika mulai bergabung dengan Asosiasi Begonia Amerika pada 2006 dan menjalin kerja sama dengan peneliti begonia lainnya.

Selain koleksi begonia spesies dan hibrida, Taman Begonia juga menyimpan empat spesimen tipe. Keempat spesimen tipe itu adalah hasil identifikasi empat spesies begonia yang ditemukan dalam eksplorasi ke Sulawesi Tenggara dan Taman Nasional Kelimutu, Flores, Nusa Tenggara Timur. Analisis yang dilakukan para taksonomis menunjukkan bahwa empat jenis begonia tersebut adalah spesies baru, yaitu Begonia didyma, Begonia guttapila, Begonia hooveriana, dan Begonia kelimutuensis.



Saturday, March 13, 2010

Piperaceae==>>Suku Sirih-sirihan








Suku Sirih-sirihan atau Piperaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Suku ini diakui keberadaannya oleh banyak sistem klasifikasi tumbuhan.Sistem klasifikasi APG II memasukkannya ke dalam bangsa Piperales.Sistem klasifikasi Cronquist memasukkannya ke dalam bangsa Piperales, anak kelas Magnoliidae, dan kelas Magnoliopsida.Bunganya majemuk, tersusun dalam untaian (bunga untai). Buahnya kecil, kering, dan keras, tergolong buah batu.Dari anggotanya yang mencapai 1.300 jenis (dengan sekitar selusin genera), banyak di antaranya yang bermanfaatan sebagai bahan pengobatan maupun bumbu. Marga yang paling populer adalah Piper. Merica, baik putih maupun hitam, merupakan bumbu masak populer yang diperoleh dari buah lada (P. nigrum). Sesudah garam, boleh dikatakan merica adalah rempah-rempah yang paling umum dipakai di penjuru dunia. Dari akar Piper methyscum, penduduk kawasan Pasifik membuat kava, yaitu sejenis minuman memabukkan yang dipergunakan untuk keperluan upacara.

~~~Deskripsi Umum Family~~~

Terna atau tumbuh-tumbuhan berkayu seringkali memanjat dengan menggunakan akar-akar pelekat, dengan daun-daun tunggal yang duduknya tersebar atau berkarang dengan atau tanpa daun-daun penumpu. Bunga tersusun dalam bunga majemuk yang disebut bunga lada (amentum), masing-masing kecil tanpa hiasan bunga.

Bunga lada (Amentum)

Bunga Piperaceae berkelamin tunggal atau banci dengan 1 sampai 10 benangsari, putik terdiri dari 1 sampai 6 dan buah (kebanyakan 3) dengan 1 sampai 6 kepala putik. Kepala putik beruang satu dengan 1 bakal biji yang tegak pada dasarnya. Buahnya buah batu atau buah buni, jadi dengan endosperm dan perisperm. Dalam biji terdapat sel-sel minyak atsiri.

Batang dengan berkas-berkas penganggutan yang pada penampang melintang tampak tersebar atau tersusun dalam beberapa lingkaran.

Suku piperaceae meliputi kurang lebih 1300 jenis yang terbagi dalam 10 marga, hampir semuanya tumbuh di daerah tropika.

~~~Contoh Spesies~~~

1. Piper nigrum (Lada)

Di antara keluarga rempah-rempah, lada hitam (Piper nigrum) atau black pepper adalah jenis rempah-rempah yang paling populer. Ditemukan pertama kali di Malabar, pantai barat India bagian Selatan sekitar 2000 tahun yang lalu. Kini lada banyak ditanam di wilayah Asia, terutama Malaysia dan Indonesia.

Lada tergolong tumbuhan merambat. Daunnya berbentuk bulat telur, tunggal, bertangkai, letaknya berseling atau tersebar. Lada berbunga majemuk, berbentuk bulir, dan menggantung dengan panjang bulir 3,5 sampai 22 cm, terdapat pada ujung atau berhadapan dengan daun. Sedangkan bagian yang dipakai sebagai obat adalah buah.

Kandungan kimia dalam lada hitam adalah saponin, flavonoida, minyak atsiri, kavisin, resin, zat putih telur, amilum, piperine, piperiline, piperoleine, poperanine, piperonal, dihdrokarveol, kanyo-fillene oksida, kariptone, tran piocarrol, dan minyak lada. Sifat kimiawi lada adalah pedas dan beraroma sangat khas.

Lada hitam memiliki banyak khasiat. Di antaranya adalah untuk melancarkan menstruasi, meredakan serangan asma, meringankan gejala rematik, mengatasi perut kembung, serta menyembuhkan rasa sakit kepala.

2. Piper betle (Sirih)

Perdu, merambat, batang berkayu,berbuku-buku, beralur, warna hijau keabu-abuan. Daun tunggal, bulat panjang, warna hijau. Perbungaan bulir, warna hijau kekuningan. Buah buni, bulat, warna hijau keabu-abuan.

Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain.Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung, tangkainya agak panjang,tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip,dan daging daun tipis. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek atau hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Daun-daun sirih yang subur berukuran antara 8sm. - 12sm. lebar dan 10sm. - 15sm. panjang.

Tulang daun bagian bawah gundul atau berambut sangat pendek , tebal, berwarna putih, panjang 5 cm – 18 cm, lebar 2,5 cm – 10,5 cm. Bunga berbentuk bulir, berdiri sendiri diujung cabang dan berhadapan dengan daun. Daun pelindung berbentuk lingkaran, bundar telur terbalik atau lonjong, panjang kira-kira 1 mm. Bulir jantan, panjang gagang 2,5 cm - 3 cm, benang sari sangat pendek. Bulir betina, panjang gagang 2,5 cm – 6 cm. Kepala putik 3-5. Buah buni, bulat, dengan ujung gundul. Bulir masak berambut kelabu, rapat, tebal 1 cm – 1,5 cm. Biji membentuk lingkaran.


Daun sirih mempunyai bau aromatik khas; rasa pedas, kas.

Morfologi daun : Merupakan daun tunggal Helaian daun berbentuk bundar telur sampai lonjong, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar berlekuk sedikit, pinggir daun rata agak menggulung kebawah, permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak tenggelam, permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, permukaan atas berwarna lebih tua dari permukaan bawah. Tangkai daun bulat, warna coklat kehijauan panjang 1,5 – 8 cm

Sirih diketemukan dibagian timur pantai Afrika, disekitar pulau Zanzibar, daerah sekitar sungai indus ke timur menelusuri sungai Yang Tse Kiang, kepulauan Bonin, kepulauan Fiji dan kepulauan Indonesia. Sirih tersebar di Nusantara dalam skala yang tidak terlalu luas. Di Jawa tumbuh liar di hutan jati atau hutan hujan sampai ketinggian 300m diatas permukaan laut. Unutk memperoleh pertumbuhan yang baik diperlukan tanah yang kaya akan humus, subur dan pengairan yang baik.

Sirih hidup subur dengan ditanam di atas tanah gembur yang tidak terlalu lembab dan memerlukan cuaca tropika dengan air yang mencukupi. Daun Sirih (Piper Betle) sejak lama dikenal oleh nenek moyang kita sebagai daun multi khasiat. Selain untuk ramuan tradisional, daun sirih paling banyak dipakai untuk nyirih atau nginang (Jawa). Daun sirih dicampur dengan pinang (jambe) dan kapur dikunyah.. Biasanya kelengkapan untuk 'nginang' tersebut adalah daun sirih, kapur sirih, pinang, gambir, dan kapulaga. Kebiasaan nyirih ini ternyata bisa memperkuat gigi dan menjauhkan mulut dari berbagai macam penyakit mulut semisal sariwan, gusi pecah dan sakit radang tenggorokan Terkandung Minyak atsiri dalam daun sirih yakni fenol betel dan kavikol menimbulkan aroma yang harum. Dua bahan ini bisa berfungsi sebagai antiseptis alami karena mengandung komponen fenol alami. Rasa sirih itu sendiri disebabkan oleh kandungan fenol dan bahan-bahan terpene yang menyebabkannya pedas. Bahan-bahan yang terdapat dalam daun sirih ialah kalsium nitrat, sedikit gula dan tannin

Faktor-faktor yang menentukan keenakan sirih adalah jenis sirih itu, umurnya dan cahaya matahari serta keadaan daun-daunnya di bagian atas tumbuhan itu. Daun sirih untuk dimakan adalah daun-daun melintang di bagian atas dahan-dahan sisi dan yang terbaik adalah yang terbesar sekali. Sirih hutan tidak boleh dimakan, selain daunnya yang keras rasanya juga tidak enak. Ia tumbuh dipohon pokok yang terdapat di hutan hujan tropika.

Bagian yang digunakan : daun

Nama simplisianya Pipperis folium; daun sirih

Sifat khas : tajam, menghangatkan, dan membersihkan darah.

Kandungan kimia : minyak atsiri (eugenol, methyl eugenol, karvakrol,kavikol, alil katekol, kavibetol, sineol, estragol), karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tanin, gula, pati, dan asam amino.

Khasiat : astringen, ekspektoran, sialagoga, hemostatik, dan antiseptik.

Kegunaan : batuk, bau badan, demam, difteri, disentri, keputihan, sariawan, sakit gigi, sakit tenggorokan, wasir, borok (obat luar), gatal (obat luar), mengurangi asi (obat luar), mimisan (obat luar), napas atau mulut bau (obat kumur), reumatik (obat luar), radang mulut, sakit mata, Eksim, menghilangkan jerawat; pendarahan gusi, Bronkhitis, Batuk dan asma,luka;, Sakit jantung, Sifilis, Alergi/biduren, Diare.

Zat antiseptik di dalam sirih dapat digunakan sebagai obat kumur dan menjaga kesehatan alat kelamin wanita. Sirih juga umum digunakan untuk mengatasi bau badan dan mulut, sariawan, mimisan, gatal-gatal dan koreng, serta mengobati keputihan pada wanita.

Daun sirih juga dapat memperbanyak keluarnya air susu ibu (ASI) untuk ibu yang baru melahirkan dengan banyak meminum air rebusan daun sirih
Beberapa contoh family Piperaceae yang lain :

ORCHIDACEAE==>>SUKU ANGGREK-ANGGREKAN

~~~PUTRI AGUSTINA~~~

Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembab. Anggota pentingnya yang dikenal baik manusia adalah anggrek hias serta vanili.

~~~DESKRIPSI UMUM FAMILY~~~

Anggota suku ini cenderung memiliki organ-organ yang sukulen atau "berdaging": tebal dengan kandungan air yang tinggi. Dengan demikian ia dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara. Namun demikian, anggrek tidak ditemukan di daerah gurun karena perakarannya tidak intensif. Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang.

Akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.

Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah") batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau "melebar" (simpodial), tergantung genusnya.

Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air.

Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.

Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan.

Habitus Orchidaceae

~~~Kekerabatan Anggrek~~~

Berdasarkan hasil analisis varian untuk karakter tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, perbandingan antara panjang daun dengan lebar daun, jumlah kuntum bunga, panjang tangkai bunga, diameter bunga dan panjang kelopak bunga dari keenambelas anggrek spesies yang diuji menunjukkan adanya perbedaan pengaruh yang nyata.

Tampak bahwa G. scriptum mempunyai panjang daun, lebar daun dan panjang tangkai bunga nyata paling tinggi diantara keenambelas anggrek spesies yang diuji. Namun demikian, nilai diameter bunga (6,24 cm) spesies ini nyata lebih kecil dari D. stratiotes. Bunga D. stratiotes memiliki diameter yang nyata paling besar diantara spesies yang diuji, yaitu 9,27 cm. Demikian juga jumlah kuntum bunga yang dihasilkan oleh G. scriptum nyata lebih sedikit daripada D. secundum, masing-masing 27,75 dan 50. Hal ini menunjukkan bahwa panjang dan lebar daun yang besar tidak menjamin akan menghasilkan bunga yang besar dan banyak jumlahnya.

Tinggi tanaman D. anosmum memiliki nilai tertinggi, yaitu 118,40 cm, yang nyata berbeda dengan tinggi tanaman ke lima belas anggrek spesies lainnya. Batang anggrek ini berupa pseudobulb atau batang semu yang tumbuh menggantung ke bawah. Hanya pada saat tumbuhnya tunas baru saja, pertumbuhan pseudobulb dari anggrek ini ke arah atas. Pertumbuhan batang selanjutnya menggantung ke arah bawah, seiring dengan bertambah panjangnya pseudobulb.Tanaman anggrek yang terpendek adalah B. lobii (5,00 cm). Berbeda dengan D. anosmum, B. lobii memiliki batang berupa bulb. Nilai tinggi tanaman anggrek jenis ini tidak nyata berbeda dengan D. bracteosum (17,77 cm), D. capra (12,15 cm), D. johannis (34,48 cm), D. macrophyllum (31,12 cm), D. phalaenopsis (20,02 cm), P. amboinensis, P. violaceae, A. miniatum dan G. scriptum.

G. scriptum memiliki daun terpanjang dan terlebar. Lebar daun G. scriptum sama dengan lebar daun P. violaceae, P. amboinensis dan D. macrophyllum. Lebar daun terkecil dimiliki D. capra (1,09 cm) yang sama dengan D. bracteosum (1,56 cm), D. johannis (1,76 cm), D. phalaenopsis (2,36 cm) dan A. miniatum (1,52 cm).

Nilai perbandingan panjang dengan lebar daun terbesar dimiliki oleh V. tricolor, sebesar 10,48; yang tidak berbeda nyata dengan D. capra (9,55). Nilai perbandingan panjang dengan lebar daun terkecil dimiliki oleh D. stratiotes (2,20) yang tidak berbeda nyata dengan D. macrophyllum, D. secundum, D. undulatum, D. veratrifolium, P. amboinensis dan P. violaceae (masing-masing dengan nilai 3,05; 2,75; 2,25; 2,48; 2,73 dan 2,68).

Jumlah kuntum bunga yang terbanyak dimiliki oleh D. secundum (50 buah) dan paling sedikit dimiliki oleh B. lobii (1 buah) yang tidak nyata berbeda dengan D. anosmum, D. bracteosum, D. capra, D. johannis, D. phalaenopsis, D. stratiotes, P. amboinensis, P. violaceae dan A. miniatum. Karakteristik bunga B. lobii terletak pada labellumnya yang dapat bergoyang apabila ditiup angin. Dengan adanya ciri khas bunga yang seperti ini, anggrek B. lobii memiliki sebutan anggrek lidah bergoyang atau kembang goyang. G. scriptum memiliki tangkai bunga yang paling panjang diantara keenam belas anggrek spesies yang diuji, yaitu 92,27 cm. Panjang tangkai bunga terpendek dimiliki oleh anggrek D. anosmum (1,36 cm) yang sama dengan panjang tangkai bunga anggrek D. bracteosum, D. secundum, P. amboinensis, P. violaceae, A. miniatum dan B. lobii.

Diameter bunga anggrek yang paling besar, yaitu 9,27 cm dimiliki oleh D. stratiotes. D. stratiotes ini memiliki mahkota bunga (petala) yang panjang terpelintir tegak ke atas. Besarnya diameter bunga anggrek tersebut sama dengan besarnya diameter bunga D. anosmum. Diameter bunga terkecil dimiliki oleh anggrek D. secundum (0,74 cm). Ukuran diameter anggrek ini paling kecil disebabkan oleh bunga ini tidak dapat membuka atau mekar dengan maksimal. Ukuran bunga yang mini, tersusun sangat rapat, dan dalam satu tangkai bunga terdiri atas kuntum bunga yang banyak, merupakan ciri khas yang membuat D. secundum diberi sebutan sebagai anggrek sikat. Ukuran diameter bunga anggrek ini sama besarnya dengan anggrek A. miniatum (1,13 cm).

Kelopak bunga (sepala) terpanjang dimiliki oleh anggrek B. lobii (6 cm) yang nyata berbeda dengan kelima belas anggrek spesies lainnya. Anggrek ini memiliki sepala dorsale atau kelopak bunga bagian atas tegak, berwarna kuning dan panjang. Sepala paling pendek dimiliki oleh anggrek jenis A. miniatum (0,63 cm) yang sama ukurannya dengan anggrek D. secundum (0,92 cm). Dari keenambelas jenis anggrek yang diuji, hanya ada empat jenis yang mempunyai tipe pertumbuhan batang monopodial, yaitu P. amboinensis, P. violaceae, Vanda tricolor dan A. miniatum. Kedua belas jenis anggrek lainnya tipe pertumbuhan batangnya tergolong simpodial. Dari segi aroma bunga, terdapat keanekaragaman aroma bunga mulai dari tidak beraroma sampai sangat beraroma. Demikian pula dengan warna kehijauan daun, hanya Vanda tricolor yang warna daunnya berbeda dengan kelima belas jenis anggrek lainnya.

Masing-masing jenis memperlihatkan karakter yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan habitat asal diambilnya tanaman anggrek yang bersangkutan. Habitat asal tanaman anggrek memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan anggrek melalui pengaruh sinar matahari, cuaca atau keadaan iklim, suhu udara, kelembaban udara serta tersedianya unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman anggrek untuk mendukung pertumbuhan tanaman anggrek, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas bunga yang dihasilkannya. Meskipun terdapat keragaman karakter dari masing-masing jenis anggrek yang diuji, terdapat pula kesamaan karakter.

~~~Jenis-Jenis Anggrek~~~

Berdasarkan tipe pertumbuhan anggrek dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

Monopodial
Anggrek ini hanya memiliki satu batang dan satu titik tumbuh saja. Bunganya tumbuh dari ujung batang. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan stek batang dan biji. contoh: Vanda sp., dan Phalaenopsis sp. (Anggrek Bulan).

Anggrek Bulan

Simpodial
Anggek ini memiliki lebih dari satu titik tumbuh. Tunas baru muncul dari sekitar batang utama. Bunga bisa muncul di pucuk atau sisi batang, tetapi ada juga yang muncul dari akar tinggal. Bayangnya menyimpan air cadangan makanan atau umbi semu. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan cara split, pemisahan keiki, biji. Contoh: Dendrobium sp., Cattleya sp.

Dendrobium sp

Berdasarkan tempat tumbuhnya, anggrek dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :

Anggrek Epifit
Anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Akar anggrek menyerap makanan dari air hujan, kabut dan udara sekitar. Contoh : Cattleya sp., Dendrobiumsp.,

Anggrek Terestial
Anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung. akarnya mengambil makanan dari tanah. Contoh : Vanda sp.

Vanda sp

Anggrek Saprofit.
Anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta menbutuhkan sedikit cahaya matahari. Jenis ini tidak memiliki daun dan klorofil. Contoh : Goodyera sp.

Anggrek Litofit.
Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan atau tanah berbatu, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh. Anggek ini mengambil makanan dari hujan, udara, humus. Contoh : Paphiopedilum sp.

~~~Pemanfaatan~~~

Anggrek dikenal sebagai tanaman hias populer yang dimanfaatkan bunganya. Bunga anggrek sangat indah dan variasinya hampir tidak terbatas. Anggrek biasa dijual sebagai tanaman pot maupun sebagai bunga potong. Indonesia memiliki kekayaan jenis anggrek yang sangat tinggi, terutama anggrek epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dari Sumatera hingga Papua. Anggrek bulan adalah bunga pesona bangsa Indonesia. Anggrek juga menjadi bunga nasional Singapura dan Thailand.

Anggrek sering dipergunakan sebagai simbol dari rasa cinta, kemewahan, dan keindahan selama berabad-abad. Bangsa Yunani menggunakan anggrek sebagai simbol kejantanan, sementara bangsa Tiongkok pada zaman dahulu kala mempercayai bahwa anggrek sebagai tanaman yang mengeluarkan aroma harum dari tubuh Kaisar Tiongkok.

Pada pertengahan zaman, anggrek mempunyai peran penting dalam pengembangan tehnik pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Penggunaannya pun meluas sampai menjadi bahan ramu-ramuan dan bahkan sempat dipercaya sebagai bahan baku utama pembuatan ramuan ramuan cinta pada masa tertentu. Ketika anggrek muncul dalam mimpi seseorang, hal ini dipercaya sebagai simbol representasi dari kebutuhan yang mendalam akan kelembuatan, romantisme, dan kesetiaan dalam suatu hubungan. Akhirnya, pada permulaan abad ke-18, kegiatan mengkoleksi anggrek mulai menjadi kegiatan yang banyak dilakukan di segala penjuru dunia, terutama karena keindahan tanaman ini.

Vanili (Vanilla planifolia) juga merupakan anggota suku anggrek-anggrekan. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya. Untuk menghasilkan buah, vanili harus "dikawinkan" oleh manusia, karena serangga penyerbuknya tidak mampu hidup di luar daerah asalnya, meskipun sekarang usaha-usaha ke arah pemanfaatan serangga mulai dilakukan.

~~~Jenis-jenis Anggrek Hias~~~

Penyebutan jenis anggrek hias biasa disebutkan dengan nama genusnya saja karena banyak sekali hibrida antarspesies dan antargenus yang telah dibuat. Akibatnya, penamaan anggrek memiliki semacam aturan khusus yang agak "menyimpang" dari aturan penamaan botani biasa.

Berikut adalah nama-nama genus anggrek hias populer:


Gramatophyllum sp

Cattleya aurantica

BIXACEAE===>>MONOTIPIK FAMILY

~~~PUTRI AGUSTINA~~~
Bixaceae merupakan salah satu family atau suku monotipik karena hanya terdiri dari satu genus. Tanaman dari famili Bixaceae merupakan tanaman asli Amerika tropik.
~~~DESKRIPSI FAMILY~~~~
Merupakan pohon atau perdu dengan daun tunggal bertulang daun menjari yang duduknya tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga besar membentuk rangkaian berupa malai, banci, dan aktinomorf. Daun kelopak 5, daun mahkota 5, benangsari banyak. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2 tembuni terdapat banyak bakal biji masing-masing dengan 2 integumen, tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga, penuh dengan rambut-rambut atau gundul di sebelah luarnya, membuka dengan 2 katup diantara tembuni. Biji dengan kulit luar berdaging berwarna merah, mempunyai endosperm, lembaga besar dan daun lembaga yang lebar dan melengkung pada ujungnya.
Habitus BIXACEAE :

Salah satu contoh spesies Bixaceae yang paling terkenal adalah Bixa orellana atau yang lebih dikenal sebagai kesumba.

Bixa orellana
Buah Bixa orellana mengandung zat pewarna yang disebut bixin. Zat ini dapat diekstraksi dengan merendam biji dalam air. Biji biasa digunakan untuk mewarnai produk-produk makanan, seperti keju, ikan, dan salad minyak.

Annonaceae==>>"The Apel Custard Family"

Annonaceae, juga disebut suku sirkaya-sirkayaan adalah suku dari tanaman berbunga yang terdiri dari pohon-pohon, semak atau jarang lianas. Dengan kira-kira 2300-2500 spesies dan lebih dari 130 genera, Annonaceae adalah famili terbesar di ordo Magnoliales. Hanya empat genera, Annona, Rollinia, Uvaria dan Asimina menghasilkan buah-buahan yang dapat dimakan. Suku ini terkonsentrasi di daerah tropis, sekitar 900 spesies Neotropical, 450 adalah Afrotropical, dan spesies lain Indomalayan.
~~~DESKRIPSI UMUM~~~
Habitus : Kebanyakan berupa pohon atau semak, beberapa liana dengan kulit batang, daun, dan bunga aromatic. Hidup di daerah tropis.

Habitus Annonaceae
Batang dan Daun : Kulit batang berserat dan aromatik, empulur terpisah (baik secara tangensial maupun partisi). Percabangan simpodial dapat juga dikotom. Daun tunggal atau majemul, tulang daun menyirip.Duduk daun tersebar atau berseling, tanpa daun penumpu.
Bunga : Tangkai bunga aksilaris ,meninggalkan bekas pada batang yang tua atau pada tunas-tunas daun yang baru. Bunga biasanya trimerous; ditanggung sendiri-sendiri atau dalam senyawa inflorescences; biseksual dan jarang berkelamin tunggal. Reseptakel mungkin menjadi membesar, peningkatan atau flat. Biasanya dua gigih untuk empat daun yang berbeda atau bawaan (menyatu) di pangkalan. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, biasanya berbilangan 3, seringkali mempunyai 2 lingkaran daun-daun mahkota. Benangsari banyak, bakal buah 1 sampai banyak, bebas satu sama lain, masing-masing berisi banyak atau 1 bakal biji saja, letaknya pada kampuh perut atau basal, tiap bakal biji mempunyai 2 integumen.


Bermacam-macam bunga Annonaceae
Buah dan Biji : Buah kebanyakan berupa buah buni, kadang-kadang berupa buah buni ganda. Biji dengan endosperm berbelah dan lembaga yang kecil.

Annona muricata
~~~PENGGUNAAN~~~
Beberapa spesies, seperti Annona cherimola (cherimoya), A. muricata (guanabana, soursop), A. muricata (guanabana, sirsak), A. squamosa (sugar apple, sweet apple), and Rollinia mucosa (biriba) dibudidayakan di seluruh daerah tropis dan bahkan Subtropis karena buah-buahan yang dapat dimakan. Kulit yang kuat sering digunakan untuk membawa beban seluruh kawasan Amazon. Kayu sering dinilai untuk kayu bakar dan digunakan untuk tiang, kano, dan jembatan. Baru-baru ini saja beberapa Annonaceae Rambut menjadi penting dalam riset karena antijamur, bakteriostatik, dan terutama kemampuan sitostatik beberapa konstituen kimia dari daun dan kulit pohon.